Birokrasi Biang Kerok Persepsi Korupsi RI Anjlok, Kata Mahfud MD

by -10 Views
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD dalam konferensi pers bersama Kepala BIN, Kepala BSSN, dan Kepala Polri, di kantornya, Jakarta, Rabu, 14 September 2022.

Rabu, 22 Februari 2023 – 08:41 WIB

VIVA Politik – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD mengungkap penyebab anjloknya Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia. Penyebab utamanya karena marak korupsi di sektor pelayanan publik dan birokrasi.

“Soal indeks persepsi korupsi anjlok ada di 38 ke 34, berdasarkan hasil uraian semua, korupsi itu terjadi di sektor pelayanan publik di birokrasi bukan di penegakan hukum korupsi. Penegakan hukum korupsi naik dari 22 jadi 24. Demokrasi naik dari 23 menjadi 24,” kata Mahfud kepada wartawan di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, seperti dikutip, Rabu, 22 Februari 2023.

Mahfud lantas memberikan contoh korupsi yang kerap terjadi di sektor pelayanan publik dan birokrasi. Korupsi biasanya terjadi saat seseorang ingin memuluskan pengerjaan proyek hingga meminta kenaikan pangkat.

Ilustrasi: Penyidik KPK saat rilis barang bukti kasus korupsi

Ilustrasi: Penyidik KPK saat rilis barang bukti kasus korupsi

“Orang mau naik pangkat menghubungi siapa, bayar, orang mau sekolah ke Sesko atau apa; bayar kalau ndak [bayar] enggak bisa. Itu uraiannya,” ujarnya.

Corruption Perception Index (CPI) atau Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia pada tahun 2022 merosot empat poin menjadi 34. Sebelumnya IPK Indonesia sebesar 38 poin pada tahun 2021. Skor dari 0 berarti sangat korup dan 100 sangat bersih.

Halaman Selanjutnya

Dengan peraihan di angka tersebut, Indonesia berada di posisi 110 dari 180 negara yang disurvei atau melorot 14 tangga dari tahun sebelumnya yang mencapai rangking 96.

img_title



Sumber: www.viva.co.id

No More Posts Available.

No more pages to load.